BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Ahmad Ali Riyadi
pembaruan dalam Islam dipengaruhi oleh peraturan petunjuk Tuhan dan peraturan
lokalitas. Kemunculan aktivis-aktivis gerakan Sufi baru pada abad XIX[1],
kemudian gerakan pembaruan di kawasan Afrika Utara yang menampilkan corak
gerakan neo-sufisme, yakni sufisme yang diperbaharui pada garis-garis
ortodoks dan ditafsirkan ke dalam aktivitas serta gerakan baru dari tarekat. Orientasi pemikiran dan gerakan sufisme juga dikembangkan untuk perbaikan
moral dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Dalam pembahasan ini pemakalah
akan membahas tentang Gerakan Idrisiyah,
yang merupakan pelopor gerakan yang bercorak neo-sufisme, yang
didirikan oleh Ahmad Ibnu Idris.
B.
Rumusan Masalah
1. Siapa
Ahmad Ibnu Idris ?
2. Bagaimana
Sejarah Gerakan Idrisiyah ?
3. Apa
saja pemikiran yang ada di Idrisiyah ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar
belakang Keluarga Ahmad Ibnu Idris
Nama
lengkap Ahmad Ibn Idris adalah Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani[2]
lahir di Masyur dekat Fez di Maroko pada 1750 atau 1760 M.[3]
Ia
berasal dari keluarga Syarif Al-Hasan yang turunannya berasal dari Idris bin
Abdullah bin Al-Hasan bin 'Ali bin Thalib, cicit Nabi, yang mendirikan dinasti
Idrisiyyah di Maroko dan berkuasa antara tahun 783-985 M (172 375 H)[4]. Ia
juga turunan Yamlah bin Mashish dan Mashish bin Abu Bakar, Keduanya merupakan wali-wali
yang termasyur dari Maroko.[5]
Pada
masa mudanya, ia terkenal karena kesalehan dan menolakannya terhadap
urusan-urusan duniawi. Sekitar usia 20 tahun ia pindah ke Fez untuk memulai
pendidikan tingginya selama 20 atau 30 tahun, lalu ia pergi ke Arab dan menetap
di Makkah selama 14 tahun. Ia menghabiskan 10 tahun terakhir hidupnya di Yaman
dan meninggal pada 20 Oktober 1837. Ia memiliki tiga orang murid terdekatnya
yang menjadi pendiri tarekat-tarekat sufi, yaitu Muhammad Ibn Ali As-Sanusi
dari Afrika Utara sebagai pendiri Gerakan Sanusiyah di Libya, Muhammad Ibn
Usman al-Mirgani dari dari Makkah sebagai pendiri Khattimiyyah di Sudan dan
Ibrahim al-Rasyid dari Sudan pendiri Gerakan Rasyidiyyah di Sudan Somalia.[6]
Berdasarkan
latar belakang pendidikan dan kemampuan intelektualnya, Ahmad bin Idris bukan
sekedar seorang sufi dengan segala kemampuan mistis dan spiritulanya '
melainkan juga seorang ahli ilmu lahir (Eksoterisme) yang menguasai ilmu ilmu
Al-Quran, Tafsir, Hadits, Aqidah dan Fiqih. Sebagai seorang ahli fikih dari
berbagai mazhab ia memiliki semangat pembaharuan (Tajdid) dan pemurnian (Islah)
dan menyerukan ijtihad. Dia menolak Ijma' zaman pertengahan dan penalaran
dengan analogi (qiyas).[7]
Ahmad Ibn Idris adalah seorang guru, juru
dakwah yang produktif menuliskan pemikirannya. Karya aslinya meliputi bidang
Tafsir (9 buah), bidang Hadis (5 buah) dan bidang Tasawuf (9 buah). Selain ltu,
terdapat juga kumpulan hizb, wirid, catatan kuliah, khutbah khutbah, surat
surat dan biografi beliau. yang dituliskan oleh para muridnya. Karya asli Ibn
Idris dalam bidang Tasawuf antara lain: - Kunuz Al-Jawahir An Nuraniyya fi Qawa'id
At-Tariqa As-Sadziliyya, berisi tuntutan praktis dalam menguasai cara cara
latihan spiritual (riyadhah) yang terdiri dari 6 bagian. - Risalat Al-Asas, -Risalat
fi Az Dzikr, dan sebagainya.[8]
B.
Sejarah Gerakan
Idrisiyah
Gerakan Al-Idrisiyah adalah gerakan yang muncul dan berpusat di Propinsi Asir,
Arab Saudi pada akhir dasawarsa kedua abad ke 19 M. Idrisiyyah adalah sebuah
gerakan yang didirikan Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani (w. 1253/1837)
yang memperoleh pelajaran tasawufnya dari Sayyid Abdul Wahhab al Tazy (w.
1131 H.), seorang sufi reformer berasal dari Afrika. Ada beberapa nama
diberikan kepada gerakan Idrisiyah disebut Al-Idrisiyyah, nama yang
dihubungkan dengan Ahmad bin Idris. Bahkan, Sayyid Muhammad Ali as-Sanusi dalam
bukunya al-Manhalu aI-Raawii al-Raaiq fii Asaaniid al 'Ulum wa Ushuuli
at-Thariiq menyebut tarekat ini dengan Al-Muhammadiyah juga
ada pula catatan yang menyebut tarekat ini Ahmadiyah, nama yang
dinisbahkan kepada Ahmad bin Idris.
Gerakan Idrisiyah ini mempunyai
banyak pengikut terutama di daerah Afrika seperti Tunisia, Libya, Yaman
dan sebagainya serta daerah-daerah lainnya dan seperti Saudi Arabia, Mesir, dan
lain-lain. Pengikutnya terdiri dari para jama'ah haji yang sekaligus
memperdalam Ilmu agama di Makkah yang sangat besar peranannya dalam penyebaran
gerakan ini. Ini terjadi karena dalam lebih kurang 36 tahun Ahmad bin
Idris menjadi guru di Makkah yang setiap kali mengajar selalu diikuti
banyak murid yang berasal dari berbagai negara.[9]
C.
Gerakan Idrisiyah sebagai Neo-Sufisme
Ide
pembaharuannya atas tradisi mistis dari Thariqat yang berkembang sejak abad
pertengahan ini merupakan suatu revolosi spiritual dalam sejarah Islam. Apabila
pemikiran pembaharu dalam Islam umumnya cenderung memberantas Thariqat atau
tasawuf, maka Ahmad bin Idris justru memperbaikinya dari dalam. Apa yang
dilakukan oleh Ahmad bin Idris pada penghujung abad 18 sampai awal abad 19
inilah yang menempatkannya sebagai tokoh kunci dalam gerakan yang lalu oleh
FazIur Rahman dikenalkan dengan istilah Neo-Sufisme.
Istilah
Neo-Sufisme memang masih
diperdebatkan, namun pada prinsipnya disepakati. la mengacu pada suatu
"kebangkitan kembali dari thariqat” (sufi revival) yang mengalami masa
pasang surutnya besamaan dengan masa "pambaharuan dalam Islam' sebelum
periode modern, atau sejak sekitar abad 8 H/14 M.
Menurut
Hamkah istilah 'Neo Sufisme' atau 'Sufisme Baru' atau 'Tasawuf Modern' adalah
semacam spiritualitas yang merupakan kelanjutan dari ajaran Islam itu sendiri
sebagaimana tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah serta tetap dalam pengawasan
kedua sumber utama ajaran Islam itu, ditambah dengan ketentuan untuk menjaga
keperdulian dan keterlibatan sosial pengikutnya. Jadi, ia merupakan jembatan
yang menghubungkan antara tuntutan untuk memenuhi kerinduan primordial manusia,
sekaligus untuk memenuhi tuntutan mengaktualkan keberagamaannya dalam bentuk
aktivisme sosial agar agama 'membumi' atau dengan kata lain, untuk menyeimbangkan
porsi perwujudan ajaran penghambaan (ibadah) dan kekhalifahan (khalifah)
manusia di atas bumi ini.
Menurut
Carlo Nallino mengenai batasan Neo-Sufisme
disampaikan oleh adalah suatu jenis Thariqat yang muncul antara abad 18-19-an
yang mengambil alih ajaran ajaran universal Tasawuf dan menghilangkan
konsep-konsep tradisional yang telah menjadi watak Thariqat sejak abad
pertengahan.
Ahmad
bin Idris merupakan ciri utama jaringan ulama masa itu yakni tercapainya puncak
saling pendekatan (reapproachement) antara para ahli syari'ah (fuqaha) dan ahli
haqiqah. Ia sebagai ulama Tasawuf yang terpandang, Ahmad bin Idris teguh
menjaga keseimbangan aspek lahir dan batin dalam Thariqatnya. Acuannya bertumpu
pada orientasi Al Quran dan Sunnah Rasul. Gerakan Al-Idrisiyyah tidak terlalu mementingkan
aspek batin sebagaimana Thariqat-Thariqat klasik..[10]
D.
Ajaran Gerakan
Idrisiyah
Semangat pembaharuan Ahmad Ibn Idris ditujukan ke arah
Islah terhadap Thariqat. Ia berupaya menyelaraskan kehidupan spiritual umat
agar semata berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi Saw.[11]
Garis besar pembaruan Ibn Idris adalah perbaikan faham Sufi yang menolak ide
persatuan dengan Tuhan dan menggantikannya dengan dengan ide persatuan dengan
ruh Nabi Muhammad sebagai satu-satunya tujuan sufi yang sah.
Ahmad ibn Idris sendiri bukan hanya seorang sufi, tetapi juga seorang ahli hukum. Dalam bidang hukum ia menolak ijma zaman pertengahan serta penalaran secara
analogi (qiyas) dan mendesakkan pentingnya ijtihad. Gerakan ini menekankan aspek lahir dan batin dalam
ajarannya. Penampilan lahiriyah ditunjukkan oleh penggunaan atribut dalam
berpakaian. Kaum laki-laki berjenggot, bergamis putih, bersurban, dan
berselendang hijau. Sedangkan kaum wanitanya mengenakan cadar hitam. Jamaahnya
menjauhi perkara haram dan makruh seperti merokok. Adapun dalam aspek
peribadatannya senantiasa mendahulukan shalat berjamaah termasuk shalat
sunnahnya. Sujud syukur setelah salat fardhu dikerjakan secara istiqamah.[12]
Dzikir yang dilafalkan oleh pengikut Idrisiyyah adalah sebagai berikut:
•
Setiap pengikut diharuskan membaca alquran
sebanyak satu juz dalam sehari semalam, kecuali bagi mereka yang tidak sempat
maka boleh menggantinya dengan membaca surat al-Fatihah 100 kali dan
surat al-Ikhlas 300 kali. Bila
tarnyata masih tidak sempat juga, maka boleh diganti dengan membaca surat al-Fatihah
20 kali.
•
Membaca
istigfar sebanyak 100 kali sehari semalam.
•
Membaza
dzikir kalimat “La Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah fi kulli lamhatin
wa nafasin ‘adada ma wasi’ahu ‘ilmullah”, sebanyak 300 kali
sehari semalam.
•
Membaca
salawat ummi sebanyak 100 kali sehari semalam. Pengamalan keempat wirid
tersebut boleh dilaksanakan secara bertahap dalam setiap usai penunaian shalat
lima waktu.
•
Dzikir
kalimah Ya Hayyu Ya Qayyum, sebanyak 1000 kali.
•
Bertakwa kepada Allah dalam segala perbuatan dan
perilaku kehidupan setiap Ikhwan.
•
Menunaikan salat tahajjud dan membaca Sholawat 'Azhimiiyyah sebanyak 70 kali sesudah ba'da Shubuh hingga
terbit Fajar.[13]
BAB
III
PENUTUP
\ Kesimpulan
Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani bukan
hanya sebagai pendiri dari gerakan Idrisiyah saja tapi ia juga merupakan seorang guru, juru dakwah yang
produktif menuliskan pemikirannya. Karya aslinya meliputi bidang Tafsir (9
buah), bidang Hadis (5 buah) dan bidang Tasawuf (9 buah).
Gerakan idrisiyah ini
menekankan aspek lahir dan batin dalam ajarannya. Penampilan lahiriyah
ditunjukkan oleh penggunaan atribut dalam berpakaian. Kaum laki-laki
berjenggot, berghamis putih, bersurban, dan berselendang hijau. Sedangkan kaum
wanitanya mengenakan cadar hitam. Jama’ahnya menjauhi perkara haram dan makruh
seperti merokok. Adapun dalam aspek peribadatannya senantiasa shalat berjama’ah
termasuk shalat sunnahnya. Sujud syukur setelah salat fardhu dikerjakan secara
istiqamah. Gerakan Idrisiyah sebagai Neo-Sufisme
merupakan kesinambungan dari spiritualisme Islam pendahulunya, atau
dapat juga kita katakan, ‘direkonstruksi’.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Esposito, John L. Ensiklopesi Oxford Dunia Islam Modern,
terj. Eva Y.N dkk. Bandung : Mizan,2001.
Sirriyeh, Elizabeth. Sufi dan Anti Sufi, terj.Ade Alimah.
Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tarekat_Idrisiyah&oldid=8686216
(diakses tanggal 19 April 2015 pukul 15.40)
http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html
(diakses tanggal 30 Maret 2015)
[1]
Elizabeth Sirriyeh, sufi dan anti sufi, terj.Ade Alimah
(Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003) hlm 16
[2] http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tarekat_Idrisiyah&oldid=8686216 (diakses tanggal 19 April 2015
pukul 15.40)
[3] Elizabeth Sirriyeh, sufi dan anti sufi, terj.Ade Alimah
(Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003) hlm 13
[4] John L. Esposito, Ensiklopesi Oxford Dunia Islam Modern,
terj. Eva Y.N dkk (Bandung : Mizan,2001) hlm 257
[5]
http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses
tanggal 30 Maret 2015)
[6] Elizabeth Sirriyeh, Ibid. hlm 12-13
[7] http://el-mawali,Ibid (diakses tanggal 30 Maret 2015)
[8] h
ttp://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses
tanggal 30 Maret 2015)
[9]
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tarekat_Idrisiyah&oldid=8686216 (diakses tanggal 19 April 2015
pukul 15.40)
[10]
http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses
tanggal 30 Maret 2015)
[12] http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tarekat_Idrisiyah&oldid=8686216 (diakses tanggal 19 April 2015
pukul 15.40)
ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB..SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA (MBAH DEWA ). DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH MBAH 4D DI PUTARAN SGP YAITU 2104 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA MBA DEWA DISITULAH ALHAMDULILLAH MBAH DEWA TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN MBAH ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 550.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA MBAH,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK MBAH, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI mbah dewa DI NOMOR HP: 085_242_421_477
BalasHapusBUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL mbah dewa .
angka;GHOIB: singapura
angka;GHOIB: hongkong
angka;GHOIB; malaysia
angka;GHOIB; toto magnum
angka”GHOIB; laos…
angka”GHOIB; macau
angka”GHOIB; sidney
angka”GHOIB: vietnam
angka”GHOIB: korea
angka”GHOIB: brunei
angka”GHOIB: china
angka”GHOIB: thailand