Selasa, 15 Desember 2015

Sejarah gerakan Idrisiyah dan pemikirannya : Ibnu idris

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut Ahmad Ali Riyadi pembaruan dalam Islam dipengaruhi oleh peraturan petunjuk Tuhan dan peraturan lokalitas. Kemunculan aktivis-aktivis gerakan Sufi baru pada abad XIX[1], kemudian gerakan pembaruan di kawasan Afrika Utara yang menampilkan corak gerakan neo-sufisme, yakni sufisme yang diperbaharui pada garis-garis ortodoks dan ditafsirkan ke dalam aktivitas serta gerakan baru dari tarekat. Orientasi pemikiran dan gerakan sufisme juga dikembangkan untuk perbaikan moral dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Dalam pembahasan ini pemakalah akan membahas tentang Gerakan Idrisiyah,  yang merupakan pelopor gerakan yang bercorak neo-sufisme, yang didirikan oleh Ahmad Ibnu Idris.

B.     Rumusan Masalah
1.      Siapa Ahmad Ibnu Idris ?
2.      Bagaimana Sejarah Gerakan Idrisiyah ?
3.      Apa saja pemikiran yang ada di Idrisiyah ?













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Latar belakang Keluarga Ahmad Ibnu Idris
Nama lengkap Ahmad Ibn Idris adalah Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani[2] lahir di Masyur dekat Fez di Maroko pada 1750 atau 1760 M.[3] Ia berasal dari keluarga Syarif Al-Hasan yang turunannya berasal dari Idris bin Abdullah bin Al-Hasan bin 'Ali bin Thalib, cicit Nabi, yang mendirikan dinasti Idrisiyyah di Maroko dan berkuasa antara tahun 783-985 M (172 375 H)[4]. Ia juga turunan Yamlah bin Mashish dan Mashish bin Abu Bakar, Keduanya merupakan wali-wali yang termasyur dari Maroko.[5] Pada masa mudanya, ia terkenal karena kesalehan dan menolakannya terhadap urusan-urusan duniawi. Sekitar usia 20 tahun ia pindah ke Fez untuk memulai pendidikan tingginya selama 20 atau 30 tahun, lalu ia pergi ke Arab dan menetap di Makkah selama 14 tahun. Ia menghabiskan 10 tahun terakhir hidupnya di Yaman dan meninggal pada 20 Oktober 1837. Ia memiliki tiga orang murid terdekatnya yang menjadi pendiri tarekat-tarekat sufi, yaitu Muhammad Ibn Ali As-Sanusi dari Afrika Utara sebagai pendiri Gerakan Sanusiyah di Libya, Muhammad Ibn Usman al-Mirgani dari dari Makkah sebagai pendiri Khattimiyyah di Sudan dan Ibrahim al-Rasyid dari Sudan pendiri Gerakan Rasyidiyyah di Sudan Somalia.[6]
Berdasarkan latar belakang pendidikan dan kemampuan intelektualnya, Ahmad bin Idris bukan sekedar seorang sufi dengan segala kemampuan mistis dan spiritulanya ' melainkan juga seorang ahli ilmu lahir (Eksoterisme) yang menguasai ilmu ilmu Al-Quran, Tafsir, Hadits, Aqidah dan Fiqih. Sebagai seorang ahli fikih dari berbagai mazhab ia memiliki semangat pembaharuan (Tajdid) dan pemurnian (Islah) dan menyerukan ijtihad. Dia menolak Ijma' zaman pertengahan dan penalaran dengan analogi (qiyas).[7]
Ahmad Ibn Idris adalah seorang guru, juru dakwah yang produktif menuliskan pemikirannya. Karya aslinya meliputi bidang Tafsir (9 buah), bidang Hadis (5 buah) dan bidang Tasawuf (9 buah). Selain ltu, terdapat juga kumpulan hizb, wirid, catatan kuliah, khutbah khutbah, surat surat dan biografi beliau. yang dituliskan oleh para muridnya. Karya asli Ibn Idris dalam bidang Tasawuf antara lain: - Kunuz Al-Jawahir An Nuraniyya fi Qawa'id At-Tariqa As-Sadziliyya, berisi tuntutan praktis dalam menguasai cara cara latihan spiritual (riyadhah) yang terdiri dari 6 bagian. - Risalat Al-Asas, -Risalat fi Az Dzikr, dan sebagainya.[8]
B.     Sejarah Gerakan Idrisiyah
 Gerakan Al-Idrisiyah adalah gerakan  yang muncul dan berpusat di Propinsi Asir, Arab Saudi pada akhir dasawarsa kedua abad ke 19 M. Idrisiyyah adalah sebuah gerakan yang didirikan  Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani (w. 1253/1837) yang memperoleh pelajaran tasawufnya dari Sayyid Abdul Wahhab al Tazy (w. 1131 H.), seorang sufi reformer berasal dari Afrika.  Ada beberapa nama diberikan kepada gerakan Idrisiyah disebut Al-Idrisiyyah, nama yang dihubungkan dengan Ahmad bin Idris. Bahkan, Sayyid Muhammad Ali as-Sanusi dalam bukunya al-Manhalu aI-Raawii al-Raaiq fii Asaaniid al 'Ulum wa Ushuuli at-Thariiq menyebut tarekat ini  dengan Al-Muhammadiyah juga ada pula catatan yang menyebut tarekat ini Ahmadiyah, nama yang dinisbahkan kepada Ahmad bin Idris.
Gerakan Idrisiyah ini mempunyai banyak pengikut terutama di daerah Afrika seperti Tunisia, Libya, Yaman dan sebagainya serta daerah-daerah lainnya dan seperti Saudi Arabia, Mesir, dan lain-lain. Pengikutnya terdiri dari para jama'ah haji yang sekaligus memperdalam Ilmu agama di Makkah yang sangat besar peranannya dalam penyebaran gerakan ini.  Ini terjadi karena dalam lebih kurang 36 tahun Ahmad bin Idris menjadi guru di Makkah yang setiap kali mengajar selalu diikuti banyak murid  yang berasal dari berbagai negara.[9]
C.     Gerakan Idrisiyah sebagai Neo-Sufisme
 Ide pembaharuannya atas tradisi mistis dari Thariqat yang berkembang sejak abad pertengahan ini merupakan suatu revolosi spiritual dalam sejarah Islam. Apabila pemikiran pembaharu dalam Islam umumnya cenderung memberantas Thariqat atau tasawuf, maka Ahmad bin Idris justru memperbaikinya dari dalam. Apa yang dilakukan oleh Ahmad bin Idris pada penghujung abad 18 sampai awal abad 19 inilah yang menempatkannya sebagai tokoh kunci dalam gerakan yang lalu oleh FazIur Rahman dikenalkan dengan istilah Neo-Sufisme.
Istilah Neo-Sufisme memang masih diperdebatkan, namun pada prinsipnya disepakati. la mengacu pada suatu "kebangkitan kembali dari thariqat” (sufi revival) yang mengalami masa pasang surutnya besamaan dengan masa "pambaharuan dalam Islam' sebelum periode modern, atau sejak sekitar abad 8 H/14 M.
Menurut Hamkah istilah 'Neo Sufisme' atau 'Sufisme Baru' atau 'Tasawuf Modern' adalah semacam spiritualitas yang merupakan kelanjutan dari ajaran Islam itu sendiri sebagaimana tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah serta tetap dalam pengawasan kedua sumber utama ajaran Islam itu, ditambah dengan ketentuan untuk menjaga keperdulian dan keterlibatan sosial pengikutnya. Jadi, ia merupakan jembatan yang menghubungkan antara tuntutan untuk memenuhi kerinduan primordial manusia, sekaligus untuk memenuhi tuntutan mengaktualkan keberagamaannya dalam bentuk aktivisme sosial agar agama 'membumi' atau dengan kata lain, untuk menyeimbangkan porsi perwujudan ajaran penghambaan (ibadah) dan kekhalifahan (khalifah) manusia di atas bumi ini.
Menurut Carlo Nallino mengenai batasan Neo-Sufisme disampaikan oleh adalah suatu jenis Thariqat yang muncul antara abad 18-19-an yang mengambil alih ajaran ajaran universal Tasawuf dan menghilangkan konsep-konsep tradisional yang telah menjadi watak Thariqat sejak abad pertengahan.
Ahmad bin Idris merupakan ciri utama jaringan ulama masa itu yakni tercapainya puncak saling pendekatan (reapproachement) antara para ahli syari'ah (fuqaha) dan ahli haqiqah. Ia sebagai ulama Tasawuf yang terpandang, Ahmad bin Idris teguh menjaga keseimbangan aspek lahir dan batin dalam Thariqatnya. Acuannya bertumpu pada orientasi Al Quran dan Sunnah Rasul. Gerakan  Al-Idrisiyyah tidak terlalu mementingkan aspek batin sebagaimana Thariqat-Thariqat klasik..[10]


D.    Ajaran Gerakan Idrisiyah
Semangat pembaharuan Ahmad Ibn Idris ditujukan ke arah Islah terhadap Thariqat. Ia berupaya menyelaraskan kehidupan spiritual umat agar semata berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi Saw.[11] Garis besar pembaruan Ibn Idris adalah perbaikan faham Sufi yang menolak ide persatuan dengan Tuhan dan menggantikannya dengan dengan ide persatuan dengan ruh Nabi Muhammad sebagai satu-satunya tujuan sufi yang sah.
Ahmad ibn Idris sendiri bukan hanya seorang sufi, tetapi juga seorang ahli hukum. Dalam bidang hukum ia menolak  ijma zaman pertengahan serta penalaran secara analogi (qiyas) dan mendesakkan pentingnya ijtihad. Gerakan ini menekankan aspek lahir dan batin dalam ajarannya. Penampilan lahiriyah ditunjukkan oleh penggunaan atribut dalam berpakaian. Kaum laki-laki berjenggot, bergamis putih, bersurban, dan berselendang hijau. Sedangkan kaum wanitanya mengenakan cadar hitam. Jamaahnya menjauhi perkara haram dan makruh seperti merokok. Adapun dalam aspek peribadatannya senantiasa mendahulukan shalat berjamaah termasuk shalat sunnahnya. Sujud syukur setelah salat fardhu dikerjakan secara istiqamah.[12]
Dzikir yang dilafalkan oleh pengikut Idrisiyyah adalah sebagai berikut:
         Setiap pengikut diharuskan membaca alquran sebanyak satu juz dalam sehari semalam, kecuali bagi mereka yang tidak sempat maka boleh menggantinya dengan membaca surat al-Fatihah 100 kali dan surat al-Ikhlas 300 kali. Bila tarnyata masih tidak sempat juga, maka boleh diganti dengan membaca surat al-Fatihah 20 kali.
         Membaca istigfar sebanyak 100 kali sehari semalam.
         Membaza dzikir kalimat “La Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adada ma wasi’ahu ‘ilmullah”,  sebanyak 300 kali sehari semalam.
         Membaca salawat ummi sebanyak 100 kali sehari semalam. Pengamalan keempat wirid tersebut boleh dilaksanakan secara bertahap dalam setiap usai penunaian shalat lima waktu.
         Dzikir kalimah Ya Hayyu Ya Qayyum, sebanyak 1000 kali.
         Bertakwa kepada Allah dalam segala perbuatan dan perilaku kehidupan setiap Ikhwan.
         Menunaikan salat tahajjud dan membaca Sholawat 'Azhimiiyyah sebanyak 70 kali sesudah ba'da Shubuh hingga terbit Fajar.[13]





















BAB III
PENUTUP
\     Kesimpulan
Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani bukan hanya sebagai pendiri dari gerakan Idrisiyah saja tapi ia juga merupakan seorang guru, juru dakwah yang produktif menuliskan pemikirannya. Karya aslinya meliputi bidang Tafsir (9 buah), bidang Hadis (5 buah) dan bidang Tasawuf (9 buah).
Gerakan idrisiyah ini menekankan aspek lahir dan batin dalam ajarannya. Penampilan lahiriyah ditunjukkan oleh penggunaan atribut dalam berpakaian. Kaum laki-laki berjenggot, berghamis putih, bersurban, dan berselendang hijau. Sedangkan kaum wanitanya mengenakan cadar hitam. Jama’ahnya menjauhi perkara haram dan makruh seperti merokok. Adapun dalam aspek peribadatannya senantiasa shalat berjama’ah termasuk shalat sunnahnya. Sujud syukur setelah salat fardhu dikerjakan secara istiqamah. Gerakan Idrisiyah sebagai Neo-Sufisme merupakan kesinambungan dari spiritualisme Islam pendahulunya, atau dapat juga kita katakan, ‘direkonstruksi’.
.

DAFTAR PUSTAKA
Esposito, John L. Ensiklopesi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva Y.N dkk. Bandung : Mizan,2001.
Sirriyeh, Elizabeth. Sufi dan Anti Sufi, terj.Ade Alimah. Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003.
http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses tanggal 30 Maret 2015)




[1] Elizabeth Sirriyeh, sufi dan anti sufi, terj.Ade Alimah (Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003) hlm 16
[3] Elizabeth Sirriyeh, sufi dan anti sufi, terj.Ade Alimah (Yogyakarta: Pustaka Sufi,2003) hlm 13
[4] John L. Esposito, Ensiklopesi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva Y.N dkk (Bandung : Mizan,2001) hlm 257
[5] http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses tanggal 30 Maret 2015)
[6] Elizabeth Sirriyeh, Ibid. hlm 12-13
[7] http://el-mawali,Ibid (diakses tanggal 30 Maret 2015)

[8] h ttp://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses tanggal 30 Maret 2015)
[10] http://el-mawali.blogspot.com/2008/08/thariqat-al-idrisiyyah.html (diakses tanggal 30 Maret 2015)
[11] http://el-mawali, Ibid.
[13] Ibid.

1 komentar:

  1. ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB..SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA (MBAH DEWA ). DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH MBAH 4D DI PUTARAN SGP YAITU 2104 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA MBA DEWA DISITULAH ALHAMDULILLAH MBAH DEWA TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN MBAH ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 550.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA MBAH,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK MBAH, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI mbah dewa DI NOMOR HP: 085_242_421_477
    BUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL mbah dewa .
    angka;GHOIB: singapura
    angka;GHOIB: hongkong
    angka;GHOIB; malaysia
    angka;GHOIB; toto magnum
    angka”GHOIB; laos…
    angka”GHOIB; macau
    angka”GHOIB; sidney
    angka”GHOIB: vietnam
    angka”GHOIB: korea
    angka”GHOIB: brunei
    angka”GHOIB: china
    angka”GHOIB: thailand

    BalasHapus