Selasa, 15 Desember 2015

Sejarah berdirinya, perkembangan dan kemunduran Dinasti Ilkhan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dinasti Ilkhan adalah salah satu cabang dari Dinasti  Mongol yang didirikan oleh Hulaghu Khan. Dinasti Ilkhan ini merupakan salah satu dinasti yang berkuasa pada tahun 1256-1353 M. Dinasti Ilkhan memerintah di wilayah yang memanjang dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan ibukotanya Tabriz. Di wilayah itu sekarang membentang negara Turki, Syiria, Irak, Iran, Uzbekistan dan Afghanistan. Di dalam perkembanganya Dinasti Ilkhan terbagi ke dalam 3 masa, yaitu masa berdirinya, keemasan dan masa kemunduran. Perjalanan Dinasti Ilkhan ini sangat banyak yang perlu di jelaskan, maka dengan itu penulis akan memaparkan atau menjelaskan sedikit tentang ke-3 masa tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Ilkhan ?
2.      Bagaimana perkembangan Dinasti Ilkhan ?
3.      Apa faktor kemunduran Dinasti Ilkhan ?









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Berdirinya Dinasti Ilkhan
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara. Nenek moyang mereka mempunyai dua putra kembar yaitu tatar dan mongol. Kedua putranya itu melahirkan dua suku bangsa besar yaitu suku bangsa Tatar dan suku bangsa Mongol. Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi  Bahadur Khan.
Setelah Yakusugi meninggal, Kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Jengis Khan yang mempunyai nama asli Timujin. Jengis Khan adalah gelar yang diberikan oleh siding para kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206 M, ketika Jengis Khan berumur 44 tahun.
Jengis Khan berusaha memperluas daerah kekuasaan  dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina (Peking). Ia berhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam yaitu Turki,Ferghana, Bukhara, Khurasan, dan lainnya.
Setelah kondisi fisik Jengis Khan mulai melemah ia membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian kepada anaknya yaitu Yuchi, Chagatai,Ogatai, dan Tuli. Tuli menguasai Khurasan, karena kerajaan Islam ketika itu sudah terpecah belah dan kekuatannya melemah. Tuli berhasil menguasai irak pada tahun 1256 M. Setelah ia meninggal, kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Hulaghu Khan. Ditangannyalah, Baghdad jatuh ketangan  Mongol. Ini bukan saja mengakhiri masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam. 
Dengan berakhirnya Dinasti Abbasiyah, maka muncullah Dinasti Ilkhan yang dipimpin oleh Hulaghu Khan. Di bawah Dinasti Ilkhan ini, Baghdad diturunkan posisinya menjadi ibukota propinsi dengan nama Irak al-Arabi.1
 


1. Khoiriyah. Sejarah Islam. (Yogyakarta: Teras,2012) hlm,187.

B.     Perkembangan Dinasti Ilkhan
1.      Hulagu1256-1257 (Pendiri)

Silsilah Dinasti Ilkhan

2. Abaga
4. Arghun
Buge

5. Ghaikatu
Ildei
8. Uljaytu 1305-1306
Teraghai
3. Ahmad/Tagudar (Muslim)
6. Bhaidu 1295
 Satibegh
9. Abu Said 1316-1338
Alfrank
7. Ghazan 1295-1304
11. Musa
Ali
 











*Dikutip dari M. Abdul Karim, Bulan Sabit Di Gurun Gobi. (Yogyakarta: Suka Press, 2014),Hlm 83.

Dinasti Ilkhan pada masa pemerintahan Hulagu Khan ini dalam sejarah Islam membawa fase baru kejayaan Islam pasca kehancuran Baghdad. Hulagu identik dengan penguasa yang lalim, kejam dan ditangan ia jugalah lenyapnya pusat peradaban umat manusia (Baghdad). Akan tetapi beliau menyukai ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan ilmiah. Bahkan di istananya selalu ada Ahli angkasa luar seperti Nashir al-Din Tushi serta sejarawan terkemuka ,Atha Malik Juwaini. Bahkan atas dorongan Hulagu Khan. Tushi mendirikan sebuah observatorium di Maragha, Azarbyjan, untuk mendeteksi angkasa luar. Observation ini bertahan di sana sampai beberapa abad.
Kondisi kehidupan beragama pada masa Hulagu Khan penuh toleransi. Namun, kemajuan Islam di antara bangsa Mongol menyebar sangat lamban bila dibandingkan dengan agama Kristen dan Budha.2



2. M. Abdul Karim. Bulan Sabit Di Gurun Gobi. (Yogyakarta: Suka Press, 2014),Hlm 77.
Masa kekuasaan Hulagu Khan hanya berlangsung selama tujuh tahun kehancuran Baghdad, karena pada tahun 1265 ia meninggal dunia. Hulagu Khan digantikan anaknya yang bernama Abaga Khan. Berbeda dengan Hulagu Khan yang beragama Syamanism, maka Abaga Khan adalah seorang pemeluk agama Kristen Nestorian. Selanjutnya, penguasa ketiga dari dinasti ini adalah Ahmad Teguder. Pada tahun 1284 hanya karena telah beralih agama dengan menjadi seorang Muslim, ia dibunuh oleh Argun, yang kemudian menggantikannnya menjadi penguasa Dinasti Ilkhan. Raja yang keempat ini adalah penganut agama Kristen Nestorian militan, yang karena kefanatikannnya banyak melakukan tindakan refresif dengan mengusir dan membunuh orang-orang Islam.3
Selanjutnya raja Mongol yang kelima adalah Gaygathu. Ia kemudian digantikan oleh Baydu yang memerintah tidak lama, kurang lebih dari setahun, yakni masih dalam tahun 1295. Dari masa Hulagu Khan sampai Baydu, kecuali Ahmad Teguder, seluruh penguasa Dinasti Ilkhan adalah non-Muslim. Dengan demikian umat Islam yang ada di kawasan tersebut diperintah dan dikuasai oleh penguasa-penguasa Dinasti Ilkhan yang non-Muslim. Diprediksikan pada periode ini tidak ada sebuah perkembangan yang berarti bagi masyarakat Muslim terutama yang menyangkut perkembangan Islam dan peradabannnya, karena memang penguasa-penguasa dari dinasti Ilkhan pada periode ini adalah orang-orang yang tidak memiliki perhatian terhadap Islam. Yang menarik bisa jadi adalah sebuah ironisme, yaitu masyarakat Muslim yang jumlahnya sebagai mayoritas diperintah minoritas non-Muslim yang berasal dari luar.
Sebuah tanda-tanda angin baik dari Dinasti Ilkhan terhadap umat Islam muncul pada masa penguasa Dinasti Ilkhan yang ketujuh dan yang sesudahnya. Pada 1295 M Mahmud Ghazan diangkat sebagai raja yang ketujuh. Mahmud Ghazan (1295-1304), adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan, Islam sedikit demi sedikit mulai meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanism.



3. Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm 307.



Bahkan tekanan kultural dan keagamaan dari lingkungan Persia semakin besar, maka para penguasa dari Dinasti Ilkhan mulai merenggangkan hubungannnya dengan raja-raja agung di Cina.4
para penguasa dari dinasti Ilkhan sejak masa kekuasaan Mahmud Ghazan ini mulai memperhatikan Islam dan kepentingan masyarakat Muslim, dan sekaligus mereka mulai memposisikan dirinya melalui pembauran dengan lingkungan masyarakat di sekelilingnya. Sejak masa ini masyarakat Muslim, terlebih orang Muslim di Iran telah mendapatkan kemerdekaannnya kembali.5
Mahmud Ghazan digantikan Muhammad Khudabanda Uljaetu (1304-1317 M). Figur Muhammad Khudabanda Uljaetu di samping sebagai seorang yang taat memegang agama Islam, ia adalah seorang penganut dan pembela madzhab Syiah.6Ia mengendalikan pemerintahan Dinasti Ilkhan selama kurang lebih 14 tahun, sampai kemudian digantikan oleh Abu Said (1317-1335 M.) .
Dinasti Ilkhan mengalami kemunduran pasca pemerintahan Abu Said. Perlu diketahui bersama pada masa ini Dinasti Ilkhan diperintah  oleh Arpha, Musa, Muhammad, Jahan Timur, Satibegh dan Sulaeman. Mereka semua adalah figur raja-raja yang lemah, karena di masa ketujuh raja ini di wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan banyak terjadi perpecahan dan pertikaian, sampai kemudian wilayah kekuasaannnya digantikan oleh dinasti-dinasti lokal seperti Dinasti Jalayiriyah, Muzhaffariyyah dan Sarbadariyyah di Khurasan.7 Selanjutnya, sampai dengan dengan dekade keempat dari abad XIV, tepatnya di tahun 1343 H kekuasaan dari Dinasti Ilkhan sudah tidak ada dan sisa-sisa dari wilayah kekuasaannnya.



4. C.E Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. Terj., (Bandung : Mizan, 1980),hlm 176.
5.Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993),hlm115-117.
6.Hamka.  Sejarah Umat Islam. (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1997),Hlm 49-50.
7. C.E Bosworth, hlm 175.





C.    Kemunduran Dinasti Ilkhan
Wilayah kekuasaan dinasti Ilkhan sangat luas, meliputi bagdad, asia kecil dan india sebelah timur. Di dalam perkembanganya, Dinasti Ilkhan banyak di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang gagah berani dan taat pada agama. Kemunduran Dinasti Ilkhan dimulai pada masa pemerintahan Abu Sa’id, pengganti Muhammad Khudabanda. Pada saat itu terjadi bencana kelaparan, angin topan, hujan es yang sangat menyedihkan dan menjadi malapetaka. Dinasti Ilkhan terpecah belah setelah meninggalnya Abu sa’id dan masing-masing pecahan tersebut saling memerangi.
Faktor kehancuran dinasti Ilkhan adalah serangan dari Timur Lenk. Timur Lenk merupakan gubernur Transoxiana di bawah amir Ghazaghan. Ia memberontak terhadap serbuan Tughluq. Setelah mampu menaklukkan Tughluq Timur dan Ilyas Khoja. Ia berambisi menjadi raja. Kemudian ia melakukan serangan-serangan. Dinasti Ilkhan yang sudah terpecah belah dan saling memerangi, akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh serangan Timur Lenk.

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
  Dinasti Ilkhan di dirikan oleh Hulagu Khan. Di bawah Dinasti Ilkhan ini, Baghdad diturunkan posisinya menjadi ibukota propinsi dengan nama Irak al-Arabi.  Selama dinasti ini berkuasa, terdapat 16 raja yang memimpin Dinasti Ilkhan. Diantara ke-16 raja tersebut yang memerintah paling lama adalah Abaga Khan. Abaga Khan adalah anak dari Hulaghu Khan, raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Ilkhan. Abaga Khan memerintah selama 17 tahun Ia memerintah dari tahun 1265 s.d.1282 M. perkembangan Dinasti Ilkhan sangatlah pesat, dan wilayahnya semakin meluas. Meskipun begitu banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Ilkhan, baik dimulai dari kelemahan-kelemahan pemimpin pada masa akhir Dinasti Ilkhan dan serangan oleh raja-raja yang suka berekspedisi untuk melakukan penaklukan terhadap dinasti-dinasti lainnya, diantaranya yang dilakukan oleh dinasti lainnya yaitu Timur Lenk.

Daftar Pustaka
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993.
Khoiriyah. Sejarah Islam. Yogyakarta: Teras,2012.
Karim, Abdul. Bulan Sabit di Gurun Gobi. Yogyakarta: Suka Pres, 2014.
Hasan, Ibrahim Hasan. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Hamka.  Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1997.
Bosworth, C.E. Dinasti-Dinasti Islam. Terj., Bandung : Mizan, 1980.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar