BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Ilkhan adalah salah satu cabang
dari Dinasti Mongol yang didirikan oleh
Hulaghu Khan. Dinasti Ilkhan ini merupakan salah satu dinasti yang berkuasa
pada tahun 1256-1353 M. Dinasti Ilkhan memerintah di wilayah yang memanjang
dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan ibukotanya Tabriz. Di
wilayah itu sekarang membentang negara Turki, Syiria, Irak, Iran, Uzbekistan
dan Afghanistan. Di dalam perkembanganya Dinasti Ilkhan terbagi ke dalam 3
masa, yaitu masa berdirinya, keemasan dan masa kemunduran. Perjalanan Dinasti
Ilkhan ini sangat banyak yang perlu di jelaskan, maka dengan itu penulis akan
memaparkan atau menjelaskan sedikit tentang ke-3 masa tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Sejarah Berdirinya
Dinasti Ilkhan ?
2.
Bagaimana perkembangan Dinasti
Ilkhan ?
3.
Apa faktor kemunduran Dinasti
Ilkhan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya
Dinasti Ilkhan
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan
Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara. Nenek
moyang mereka mempunyai dua putra kembar yaitu tatar dan mongol. Kedua putranya
itu melahirkan dua suku bangsa besar yaitu suku bangsa Tatar dan suku bangsa
Mongol. Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa
kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan.
Setelah Yakusugi meninggal, Kemudian
digantikan oleh anaknya yang bernama Jengis Khan yang mempunyai nama asli
Timujin. Jengis Khan adalah gelar yang diberikan oleh siding para kepala suku
Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206
M, ketika Jengis Khan berumur 44 tahun.
Jengis Khan berusaha memperluas daerah
kekuasaan dengan melakukan penaklukan
terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina
(Peking). Ia berhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah
negeri-negeri Islam yaitu Turki,Ferghana, Bukhara, Khurasan, dan lainnya.
Setelah kondisi fisik Jengis Khan mulai
melemah ia membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian kepada anaknya yaitu
Yuchi, Chagatai,Ogatai, dan Tuli. Tuli menguasai Khurasan, karena kerajaan
Islam ketika itu sudah terpecah belah dan kekuatannya melemah. Tuli berhasil
menguasai irak pada tahun 1256 M. Setelah ia meninggal, kemudian digantikan
oleh anaknya yang bernama Hulaghu Khan. Ditangannyalah, Baghdad jatuh
ketangan Mongol. Ini bukan saja
mengakhiri masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah tetapi juga merupakan awal dari
masa kemunduran politik dan peradaban Islam.
Dengan berakhirnya Dinasti Abbasiyah, maka
muncullah Dinasti Ilkhan yang dipimpin oleh Hulaghu Khan. Di bawah Dinasti
Ilkhan ini, Baghdad diturunkan posisinya menjadi ibukota propinsi dengan nama
Irak al-Arabi.1
1.
Khoiriyah.
Sejarah Islam. (Yogyakarta:
Teras,2012) hlm,187.
B. Perkembangan Dinasti
Ilkhan
1.
Hulagu1256-1257 (Pendiri)
|
2. Abaga
|
4. Arghun
|
Buge
|
5. Ghaikatu
|
Ildei
|
8. Uljaytu 1305-1306
|
Teraghai
|
3. Ahmad/Tagudar (Muslim)
|
6. Bhaidu 1295
|
Satibegh
|
9. Abu Said 1316-1338
|
Alfrank
|
7. Ghazan 1295-1304
|
11. Musa
|
Ali
|
*Dikutip
dari M. Abdul Karim, Bulan Sabit Di Gurun
Gobi. (Yogyakarta: Suka Press, 2014),Hlm 83.
Dinasti Ilkhan pada masa pemerintahan Hulagu
Khan ini dalam sejarah Islam membawa fase baru kejayaan Islam pasca kehancuran
Baghdad. Hulagu identik dengan penguasa yang lalim, kejam dan ditangan ia
jugalah lenyapnya pusat peradaban umat manusia (Baghdad). Akan tetapi beliau
menyukai ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan ilmiah. Bahkan di istananya
selalu ada Ahli angkasa luar seperti Nashir al-Din Tushi serta sejarawan
terkemuka ,Atha Malik Juwaini. Bahkan atas dorongan Hulagu Khan. Tushi
mendirikan sebuah observatorium di Maragha, Azarbyjan, untuk mendeteksi angkasa
luar. Observation ini bertahan di sana sampai beberapa abad.
Kondisi kehidupan beragama pada masa Hulagu
Khan penuh toleransi. Namun, kemajuan Islam di antara bangsa Mongol menyebar
sangat lamban bila dibandingkan dengan agama Kristen dan Budha.2
2. M. Abdul Karim. Bulan Sabit Di Gurun Gobi. (Yogyakarta:
Suka Press, 2014),Hlm 77.
Masa kekuasaan Hulagu Khan hanya berlangsung
selama tujuh tahun kehancuran Baghdad, karena pada tahun 1265 ia meninggal
dunia. Hulagu Khan digantikan anaknya yang bernama Abaga Khan. Berbeda dengan
Hulagu Khan yang beragama Syamanism, maka Abaga Khan adalah seorang pemeluk
agama Kristen Nestorian. Selanjutnya, penguasa ketiga dari dinasti ini adalah
Ahmad Teguder. Pada tahun 1284 hanya karena telah beralih agama dengan menjadi
seorang Muslim, ia dibunuh oleh Argun, yang kemudian menggantikannnya menjadi
penguasa Dinasti Ilkhan. Raja yang keempat ini adalah penganut agama Kristen
Nestorian militan, yang karena kefanatikannnya banyak melakukan tindakan
refresif dengan mengusir dan membunuh orang-orang Islam.3
Selanjutnya raja Mongol yang kelima adalah
Gaygathu. Ia kemudian digantikan oleh Baydu yang memerintah tidak lama, kurang
lebih dari setahun, yakni masih dalam tahun 1295. Dari masa Hulagu Khan sampai
Baydu, kecuali Ahmad Teguder, seluruh penguasa Dinasti Ilkhan adalah
non-Muslim. Dengan demikian umat Islam yang ada di kawasan tersebut diperintah
dan dikuasai oleh penguasa-penguasa Dinasti Ilkhan yang non-Muslim.
Diprediksikan pada periode ini tidak ada sebuah perkembangan yang berarti bagi
masyarakat Muslim terutama yang menyangkut perkembangan Islam dan
peradabannnya, karena memang penguasa-penguasa dari dinasti Ilkhan pada periode
ini adalah orang-orang yang tidak memiliki perhatian terhadap Islam. Yang
menarik bisa jadi adalah sebuah ironisme, yaitu masyarakat Muslim yang
jumlahnya sebagai mayoritas diperintah minoritas non-Muslim yang berasal dari
luar.
Sebuah tanda-tanda angin baik dari Dinasti
Ilkhan terhadap umat Islam muncul pada masa penguasa Dinasti Ilkhan yang
ketujuh dan yang sesudahnya. Pada 1295 M Mahmud Ghazan diangkat sebagai raja
yang ketujuh. Mahmud Ghazan (1295-1304), adalah pemeluk agama Islam. Dengan
masuk Islamnya Mahmud Ghazan, Islam sedikit demi sedikit mulai meraih
kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanism.
3. Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. (Jakarta:
Kalam Mulia, 2001), hlm 307.
Bahkan tekanan kultural dan keagamaan dari
lingkungan Persia semakin besar, maka para penguasa dari Dinasti Ilkhan mulai
merenggangkan hubungannnya dengan raja-raja agung di Cina.4
para penguasa dari dinasti Ilkhan sejak
masa kekuasaan Mahmud Ghazan ini mulai memperhatikan Islam dan kepentingan
masyarakat Muslim, dan sekaligus mereka mulai memposisikan dirinya melalui
pembauran dengan lingkungan masyarakat di sekelilingnya. Sejak masa ini
masyarakat Muslim, terlebih orang Muslim di Iran telah mendapatkan
kemerdekaannnya kembali.5
Mahmud Ghazan digantikan Muhammad Khudabanda
Uljaetu (1304-1317 M). Figur Muhammad Khudabanda Uljaetu di samping sebagai
seorang yang taat memegang agama Islam, ia adalah seorang penganut dan pembela
madzhab Syiah.6Ia mengendalikan pemerintahan Dinasti Ilkhan selama
kurang lebih 14 tahun, sampai kemudian digantikan oleh Abu Said (1317-1335 M.)
.
Dinasti Ilkhan mengalami kemunduran pasca
pemerintahan Abu Said. Perlu diketahui bersama pada masa ini Dinasti Ilkhan
diperintah oleh Arpha, Musa, Muhammad,
Jahan Timur, Satibegh dan Sulaeman. Mereka semua adalah figur raja-raja yang
lemah, karena di masa ketujuh raja ini di wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan
banyak terjadi perpecahan dan pertikaian, sampai kemudian wilayah kekuasaannnya
digantikan oleh dinasti-dinasti lokal seperti Dinasti Jalayiriyah,
Muzhaffariyyah dan Sarbadariyyah di Khurasan.7 Selanjutnya, sampai
dengan dengan dekade keempat dari abad XIV, tepatnya di tahun 1343 H kekuasaan
dari Dinasti Ilkhan sudah tidak ada dan sisa-sisa dari wilayah kekuasaannnya.
4. C.E Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. Terj., (Bandung : Mizan, 1980),hlm 176.
5.Badri
Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta:
Raja Grafindo Persada,1993),hlm115-117.
6.Hamka. Sejarah Umat Islam. (Singapura: Pustaka
Nasional PTE LTD, 1997),Hlm 49-50.
7. C.E
Bosworth, hlm 175.
C. Kemunduran Dinasti Ilkhan
Wilayah kekuasaan dinasti Ilkhan sangat
luas, meliputi bagdad, asia kecil dan india sebelah timur. Di dalam
perkembanganya, Dinasti Ilkhan banyak di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang
gagah berani dan taat pada agama. Kemunduran Dinasti Ilkhan dimulai pada masa
pemerintahan Abu Sa’id, pengganti Muhammad Khudabanda. Pada saat itu terjadi
bencana kelaparan, angin topan, hujan es yang sangat menyedihkan dan menjadi
malapetaka. Dinasti Ilkhan terpecah belah setelah meninggalnya Abu sa’id dan masing-masing
pecahan tersebut saling memerangi.
Faktor kehancuran dinasti Ilkhan adalah
serangan dari Timur Lenk. Timur Lenk merupakan gubernur Transoxiana di bawah
amir Ghazaghan. Ia memberontak terhadap serbuan Tughluq. Setelah mampu
menaklukkan Tughluq Timur dan Ilyas Khoja. Ia berambisi menjadi raja. Kemudian
ia melakukan serangan-serangan. Dinasti Ilkhan yang sudah terpecah belah dan
saling memerangi, akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh serangan Timur Lenk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti Ilkhan di dirikan oleh Hulagu Khan. Di bawah Dinasti Ilkhan ini,
Baghdad diturunkan posisinya menjadi ibukota propinsi dengan nama Irak
al-Arabi. Selama dinasti ini berkuasa,
terdapat 16 raja yang memimpin Dinasti Ilkhan. Diantara ke-16 raja tersebut
yang memerintah paling lama adalah Abaga Khan. Abaga Khan adalah anak dari
Hulaghu Khan, raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Ilkhan. Abaga Khan
memerintah selama 17 tahun Ia memerintah dari tahun 1265 s.d.1282 M. perkembangan
Dinasti Ilkhan sangatlah pesat, dan wilayahnya semakin meluas. Meskipun begitu
banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Ilkhan, baik dimulai dari
kelemahan-kelemahan pemimpin pada masa akhir Dinasti Ilkhan dan serangan oleh
raja-raja yang suka berekspedisi untuk melakukan penaklukan terhadap
dinasti-dinasti lainnya, diantaranya yang dilakukan oleh dinasti lainnya yaitu
Timur Lenk.
Daftar Pustaka
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada,1993.
Khoiriyah. Sejarah Islam. Yogyakarta: Teras,2012.
Karim, Abdul. Bulan Sabit di Gurun Gobi. Yogyakarta:
Suka Pres, 2014.
Hasan, Ibrahim
Hasan. Sejarah Dan Kebudayaan Islam.
Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Hamka. Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka
Nasional PTE LTD, 1997.
Bosworth, C.E. Dinasti-Dinasti Islam. Terj., Bandung :
Mizan, 1980.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar